Sunday, October 17, 2010

ABOUT CUBAN CANGGU TOURISM



just another wonderful nature......
but you can mencak-mencak after enjoying this nature........

CUBAN CANGGU WATERFALL



Located at Mojokerto City, where center of culture begin..........

THE FIRST POST


STRUKTUR DAN FUNGSI LEGENDA
DALAM ASAL-USUL PENAMAAN SUMBERBOTO

Struktur Legenda Asal-usul Penamaan Sumberboto Ds. Japanan Kec. Mojowarno Kab. Jombang
Analisis struktur dalam penelitian ini menggunakan teori struktur ala Maranda, yaitu menggunakan istilah Terem dan Fungsi. Untuk Terem dipergunakan tanda a, b, c, d, e, f dan seterusnya. Sedangkan untuk fungsi dipergunakan tanda x, y, dan z. pemakaian tanda : dan :: dalam analisis menunjukkan hubungan sebab akibat. Sedangkan rumus yang dipergunakan ialah: (a) x: (b):: (y)a-1.

Alur Cerita
1.      Jaka Pesuruh adalah utusan kerajaan Majapahit yang diberi wewenang membuat batubata untuk pembangunan kerajaan Majapahit dan candi di lingkungan sekitar kerajaan Majapahit.
2.      Jaka Pesuruh ingin mendirikan kerajaan baru di kawasan pembuatan batubata.
3.      Jaka Pesuruh membuat Undang-undang.
4.      Jaka Pesuruh melanggar Undang-undang yang dibuatnya sendiri.
5.      Jaka Pesuruh merebut istri Panji Wulanjiwo di Gempol Porong.
6.      Pecahlah peperangan di kota Malang antara Panji Wulanjiwo dengan Jaka Pesuruh.
7.      Jaka Pesuruh mengalami kekalahan dan meninggal dunia.
8.      Jaka Pesuruh gagal mendirikan kerajaan baru.
9.      Di tempat bekas pembuatan batubata tersebut, terdapat sumber mata air yang tak pernah kering walaupun di musim penghujan.
10.  Masyarakat desa Japanan menemukan adanya sumber mata air yang mengalir di sela-sela batubata (boto dalam bahasa Jawa).
11.  Oleh masyarakat sekitar diberi nama Sumberboto yakni sumber yang mengalir dari sela-sela batubata (boto).



Terem
a    : Jaka Pesuruh                                                        b2         : Panji Wulanjiwo
a1    : Kerajaan Majapahit                                              b3         : Malang
a2    : Undang-undang                                                    c          : Masyarakat desa Japanan
b    : Kerajaan baru                                                       c1         : Masyarakat
b1   : Istri Panji Wulanjiwo                                             c2         : Sumberboto

Fungsi
x1    : Utusan                                                                  y3         : Peperangan
x2   : Wewenang                                                           y4         : Melanggar
x3   : Membangun                                                          y5         : Gagal
x4   : Membuat                                                              z1         : Menemukan
y1   : Mendirikan                                                           z2         : Sumber
y2   : Merebut                                                               z3         : Dinamakan

Kode khusus N = Legenda Asal-usul Penamaan Sumberboto

Alur cerita tersebut dapat digambarkan dalam sebuah bentuk formula seperti di bawah ini:
N = (a)x1: (a)x2: (a1)x3: (a2)x4:: (b1)y2: (b2)y3: (b3)y3: (b)y1: (b)y5:: (c)z1: (c1)z2: (c2)z3
Berdasarkan formula alur struktur legenda asal-usul penamaan Sumberboto tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jaka Pesuruh adalah utusan kerajaan Majapahit yang diberi wewenang membuat batubata untuk pembangunan kerajaan Majapahit dan candi-candi yang ada di sekitarnya. Ia berniat mendirikan satu kerajaan baru yang diawali dengan pembuatan Undang-undang yang harus dipatuhi seluruh prajurit bawahannya. Namun, karena ia melanggar Undang-undang yang telah dibuatnya sendiri, yakni merebut istri Panji Wulanjiwo dio Gempol Porong mengekibatkan pecahnya peperangan di kota Malang. Dalam peperangan tersebut, ia meninggal dunia. Maka, gagallah usahanya dalam mendirikan kerajaan baru. Masyarakat desa Japanan menemukan sumber mata air yang keluar dari batubata (boto) kemudian masyarakat menjuluki tempat tersebut dengan nama Sumberboto (sumber yang keluar dari ‘boto’).

Fungsi Legenda yang Terdapat dalam Asal-usul Penamaan Sumberboto
Sastra lisan merupakan bagian integral dari budaya masyarakat. Tumbuh dan berkembangnya sesuai dengan pola masyarakat pada umumnya. Setiap sastra lisan mengemas fungsi yang terkandung di dalamnya. Namun, tidak semua teori fungsi yang ada dapat diterapkan pada Legenda Asal-usul Penamaan Sumberboto.
Legenda Asal-usul Penamaan Sumberboto di dasarkan pada teori fungsi William R. Bascom yang memiliki empat fungsi, yaitu: 1) sebagai sebuah bentuk hiburan (as a form of amusement), 2) sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan (it plays in validating culture, in justifying its rituals and institution to those who perform and observe them), (3) sebagai alat pendidikan anak-anak (it plays in education, as pedagogical device), dan (4) sebagai alat memaksa dan pengawas agar norma-norma dalam masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya (maintaining comformity to the accepted pattern of behavior, as means of applying social pressure and exercising social control).

3.2.1    Sebagai sebuah bentuk hiburan (as a form of amusement).
Asal-usul Legenda yang terdapat pada penamaan Sumberboto memuat suatu bentuk hiburan di dalamnya. Hiburan di sini yakni berkait dengan bukti fisik yang sampai saat ini masih jelas dan nyata, yakni adanya monumen pemandian Sumberboto. Dulunya, tempat yang merupakan tempat pembuatan batubata pada masa kerajaan Majapahit setelah ditemukan dan diberi nama oleh masyarakat sekitar dikembangkan manjadi sebuah tempat wisata yang dilestarikan Pemerintah Daerah setempat. Berikut kutipan yang menguatkan bahwa sampai saat ini di tempat tersebut terdapat tempat wisata:
... eruh’e bentuk’e akeh botone. Tapi nek tentang tempat wisatane... (wawancara, Purwanto September 2007).
Terjemahan
... tahunya bentuknya namya batubatanya. Tapi kalau tentang tempat wisatanya... (wawancara, Purwanto September 2007).
Dengan demikian, sampai saat ini masyarakat dapat menikmati tempat tersebut sebagai suatu bentuk hiburan (menunjuk pada tempat wisata Sumberboto).
Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan (it plays in validating culture, in justifying its rituals and institution to those who perform and observe them).
Pada jaman kerajaan Majapahit, tempat yang sekarang bernama Sumberboto adalah tempat pembuatan batubata. Tempat tersebut juga merupakan sumber paling besar yang mengaliri desa Japanan. Selain itu, tempat tersebut dulunya pernah dipakai bertapa oleh pak Jarwo yang menjabat sebagai sinder pertahanan daerah tersebut. Karena keberhasilannya dalam bertapa, beliau diangkat menjadi Menteri Kehutanan. Untuk mengenang tempat tersebut, dibangunlah sebuah monumen yang sumbernya mengalir dari mata air Sumberboto. Karena itulah, dikatakan Legenda di dalamnya dipakai sebagai alat pengesahan pranata dan lembaga kebudayaan. Ditandai dengan adanya monumen di lokasi wisata pemandian Sumberboto. Berikut kutipan lengkapnya:
Nek sumber’e aku kurang paham mbak... eruh’e bentuk’e akeh botone. Tapi nek tentang tempat wisatane, kulo saget nyrita’aken. Lha riyen kan panggen’e ngriki damel pertahanan’e pak Jarwo sing dadi sinder pertahanan kene dadi menjabat kepala Batalion III pasukan wanara. Lha sumber kembang niku..... pak Jarwo riyen lak ben bengi semedi trus diangkat dadi menteri kehutanan trus diarani sumber pangkat iku. Gawe ngenang tempat iku didirikno monumen tahun 1970 (wawancara, Purwanto September 2007).
Terjemahan
Kalau sumbernya saya kurang paham mbak... saya cuma mengerti bentuknya banyak batubatanya. Tapi kalau tentang tempat wisatanya, saya bisa menceritakan. Dulu, tempat ini dijadikan tempat pertahanan pak Jarwo yang menjabat sebagai sinder, Kepala Batalion III pasukan wanara. Lha Sumber Kembang iyu.... pak Jarwo dulu pernah bersemedi ditempat tersebut. Kemudian beliau diangkat menjadi Menteri Kehutanan karena itulah dijuluki sebagai Sumber Pangkat. Untuk mengenang tempat tersebut, didirikanlah monumen pada tahun 1970 (wawancara, Purwanto September 2007).

Sebagai alat pendidikan anak-anak (it plays in education, as pedagogical device).
Legenda yang terdapat dalam asal-usul penamaan Sumberboto juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mendidik anak tentang kebaikan dan keburukan. Bahwa yang baik akan mendapat ganjaran yang baik. Sebaliknya, sesuatu hal yang buruk akan tampak pula ganjaran yang buruk.
Lha sopo sing nglanggar undang-undang iki koyo dene kenek upas’e ulo iki. Lajeng dhewek’e piyambak nglanggar undang-undang’e. Ngrebut bojone Panji Wulanjiwo sing wonten Gempol Porong. Akhir’e ndadosaken peperangan wonten Malang. Nggih diumbar kalih prajurit’e. Wong de’e melanggar. Akhir’e piyambak’e tewas wurung dadi kerajaan (wawancara, Khamdi September 2007).
Terjemahan
Barangsiapa yang melanggar Undang-undang ini sama halnya terkena bisa ular. Ternyata dia sendiri yang melanggarnya. Merebut istri Panji Wulanjiwo di Gempol Porong. Akhirnya memecahkan peperangan di Malng. Dibiarkan saja oleh prajuritnya. Karena dia sendiri melanggar. Akhirnya dia tewas sebelum kerajaan barunya berdiri (wawancara, Khamdi September 2007).
Dari kutipan tersebut, tampak jelas bahwa barangsiapa yang menanam kebaikan maka akan menuai kebaikan pula. Namun, bila menebar keburukan, maka keburukan juga tak akan dapat dihindarkan.

   Sebagai alat memaksa dan pengawas agar norma-norma dalam masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya (maintaining comformity to the accepted pattern of behavior, as means of applying social pressure and exercising social control).
Dari Legenda asal-usul Penamaaan Sumberboto di atas, tak ditemukan fungsi yang mewakili sebagai alat memaksa dan pengawas agar norma-norma dalam masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.